Minggu, 14 Juni 2015

PATAH HATI



Menulis ketika sedang patah hati, hanya akan membuat keyboard laptopmu penuh dengan percikan airmata. Tapi tetap saja kulakukan.
Aku belajar bayak hal dari setiap orang yang berbeda. Cara mereka datang, cara mereka pergi, cara mereka memperlakukanmu, bahkan setiap alasan mereka meninggalkanmu.
Setiap alasan yang mereka lontarkan untuk meninggalkanmu, seyakin apapun mereka berkata itu adalah demi kebaikan kalian berdua.  Dia masih sayang kalian hanya saja putus adalah cara terbaik. Satu hal yang pasti. They don’t love you anymore.
Orang yang masih cinta dengan kita, tak akan pergi meninggalkan kita. Mereka yang masih sayang kita, akan memperjuangkan kita. Mereka akan mencari satu alasan untuk tinggal sekalipun berjuta alasan untuk pergi membentang.
Hanya ada satu alasan pasti; cinta itu pergi, cinta itu memudar, cinta itu mati. Dan kita, yang ditinggalkan, masih maukah memperjuangkan seseorang yang bahkan tidak mau lagi memperjuangkan kita? I did it. For a hundred of times. Dengan tidak tahu malu, aku memperjuangkan cinta yang memang tak ada titik temu. Cinta yang memang tidak mungkin diperjuangkan oleh satu orang saja.
Sampai pada saat itu,
dia berkata: dia tidak sanggup lagi. It means he can’t stand by my side anymore. He didn’t want to. What was I supposed to do?
Let him go was so hard for me. Karena pada saat itu aku masih terlalu cinta. Masih sangat jelas diingatanku, bagaimana tanganku gemetaran hebat ketika dia berkata seperti itu. Jantungku berdetak kencang, mata memanas, tenggorokan terasa berat. Dan ketika air mata pun jatuh, aku tak kuasa menahan tubuh yang serta merta bergoncang hebat. Belum pernah putus cinta sedihnya seperti ini.
Crying… crying.. and crying.. kamu mengunci dirimu di dalam kamar, tidak mau makan, minum atau melakukan apapun.  Tidak ada yang salah dengan hal itu. Setiap orang punya cara berbeda melampiaskan kesedihan. Take your time. Dengar lagu-lagu melow mungkin membantu kalian, karaoke dengan teman sambil menyanyikan lagu –lagu sedih, silahkan.
Aku? Aku ke pantai waktu itu. Sendiri. Duduk mencari tempat paling sepi. Sebelum tiba di pantai, airmataku tumpah ruah dalam perjalanan. Bernostalgia-lah mengingat moment-moment yang kalian habiskan berdua. Kenanglah saat pertama kali kalian ke pantai bersama, kenanglah saat dia melihat ke matamu syahdu, kenanglah saat kalian duduk berdua berdekatan, kenanglah saat ia menggenggam tanganmu erat, kenanglah semua masa-masa indah bersamanya. Menangislah… menangislah sejadi-jadinya, sekuat-kuatnya.
Setelah habis airmatamu, setelah habis tenagamu. Ingatlah, apakah orang yang kau tangisi juga menangis untukmu? Apakah sekarang dia juga sedang butuh waktu untuk sendiri? Apakah dia yang selalu ada dihatimu, juga masih membuatmu ada dihatinya? Apakah dia juga sepertimu, yang mencoba tengadah ke atas agar tak keluar airmatamu? Adakah dia juga mengingat kenangan-kenangan saat kalian bersama dulu? Atau, hanya kau saja? Hanya kita?
Tak ada orang yang ingin mengalami patah hati. Dan ini terjadi berulang kali padaku, dan tetap saja rasanya berbeda satu sama lain. Tak ada imunisasi untuk patah hati. Atau ketika sudah patah sekali, akan tidak mungkin mendapat patah hati untuk kedua kali. Rasanya berbeda bahkan ketika sudah merasakannya belasan kali.
Dan satu hal yang harus kau tanamkan. Jangan pernah menyesal untuk tiap pengorbanan yang sudah kalian lakukan bersama. Jangan pernah mengingat pengorbananmu untuknya. Karena ketika kita melakukan itu, kita tulus padanya, because of love.
Hanya saja, jangan berkorban lagi. Jangan korbankan dirimu lagi untuk hati yang tak memilihmu. Keep strong!! Show to the world that you deserve better. Buka mata lebar-lebar, kita punya sahabat yang memberikan hatinya pada kita, punya keluarga yang gak akan ninggalin kita. Dan akan ada seseorang yang akan sadar betapa tulusnya kita.
Semoga tulisan ini bisa sedikit menenangkan, walau pasti tidak membuat bahagia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar