Menulis ketika sedang patah hati, hanya akan membuat
keyboard laptopmu penuh dengan percikan airmata. Tapi tetap saja kulakukan.
Aku belajar bayak hal dari setiap orang yang berbeda. Cara
mereka datang, cara mereka pergi, cara mereka memperlakukanmu, bahkan setiap
alasan mereka meninggalkanmu.
Setiap alasan yang mereka lontarkan untuk meninggalkanmu,
seyakin apapun mereka berkata itu adalah demi kebaikan kalian berdua. Dia masih sayang kalian hanya saja putus
adalah cara terbaik. Satu hal yang pasti. They don’t love you anymore.
Orang yang masih cinta dengan kita, tak akan pergi
meninggalkan kita. Mereka yang masih sayang kita, akan memperjuangkan kita. Mereka
akan mencari satu alasan untuk tinggal sekalipun berjuta alasan untuk pergi
membentang.
Hanya ada satu alasan pasti; cinta itu pergi, cinta
itu memudar, cinta itu mati. Dan kita, yang ditinggalkan, masih maukah
memperjuangkan seseorang yang bahkan tidak mau lagi memperjuangkan kita? I did
it. For a hundred of times. Dengan tidak tahu malu, aku memperjuangkan cinta
yang memang tak ada titik temu. Cinta yang memang tidak mungkin diperjuangkan
oleh satu orang saja.
Sampai pada saat itu,
dia berkata: dia tidak sanggup
lagi. It means he can’t stand by my side anymore. He didn’t want to. What was I
supposed to do?
Let him go was so hard for me. Karena pada saat itu
aku masih terlalu cinta. Masih sangat jelas diingatanku, bagaimana tanganku
gemetaran hebat ketika dia berkata seperti itu. Jantungku berdetak kencang,
mata memanas, tenggorokan terasa berat. Dan ketika air mata pun jatuh, aku tak
kuasa menahan tubuh yang serta merta bergoncang hebat. Belum pernah putus cinta
sedihnya seperti ini.
Crying… crying.. and crying.. kamu mengunci dirimu di dalam
kamar, tidak mau makan, minum atau melakukan apapun. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Setiap orang
punya cara berbeda melampiaskan kesedihan. Take your time. Dengar lagu-lagu
melow mungkin membantu kalian, karaoke dengan teman sambil menyanyikan lagu –lagu
sedih, silahkan.
Aku? Aku ke pantai waktu itu. Sendiri. Duduk mencari tempat
paling sepi. Sebelum tiba di pantai, airmataku tumpah ruah dalam perjalanan. Bernostalgia-lah
mengingat moment-moment yang kalian habiskan berdua. Kenanglah saat pertama
kali kalian ke pantai bersama, kenanglah saat dia melihat ke matamu syahdu,
kenanglah saat kalian duduk berdua berdekatan, kenanglah saat ia menggenggam
tanganmu erat, kenanglah semua masa-masa indah bersamanya. Menangislah…
menangislah sejadi-jadinya, sekuat-kuatnya.
Setelah habis airmatamu, setelah habis tenagamu. Ingatlah,
apakah orang yang kau tangisi juga menangis untukmu? Apakah sekarang dia juga
sedang butuh waktu untuk sendiri? Apakah dia yang selalu ada dihatimu, juga
masih membuatmu ada dihatinya? Apakah dia juga sepertimu, yang mencoba tengadah
ke atas agar tak keluar airmatamu? Adakah dia juga mengingat kenangan-kenangan
saat kalian bersama dulu? Atau, hanya kau saja? Hanya kita?
Tak ada orang yang ingin mengalami patah hati. Dan ini
terjadi berulang kali padaku, dan tetap saja rasanya berbeda satu sama lain. Tak
ada imunisasi untuk patah hati. Atau ketika sudah patah sekali, akan tidak
mungkin mendapat patah hati untuk kedua kali. Rasanya berbeda bahkan ketika
sudah merasakannya belasan kali.
Dan satu hal yang harus kau tanamkan. Jangan pernah
menyesal untuk tiap pengorbanan yang sudah kalian lakukan bersama. Jangan pernah
mengingat pengorbananmu untuknya. Karena ketika kita melakukan itu, kita tulus
padanya, because of love.
Hanya saja, jangan berkorban lagi. Jangan korbankan
dirimu lagi untuk hati yang tak memilihmu. Keep strong!! Show to the world that
you deserve better. Buka mata lebar-lebar, kita punya sahabat yang memberikan
hatinya pada kita, punya keluarga yang gak akan ninggalin kita. Dan akan ada
seseorang yang akan sadar betapa tulusnya kita.
Semoga tulisan ini bisa sedikit menenangkan, walau
pasti tidak membuat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar