Sabtu, 16 November 2013

JIWAKU ADALAH WANITA


Tak akan pernah kau raih gunung perak itu
Yang tampak, seperti awan kebahagiaan
Di remang cahaya malam


Tak akan pernah kau mampu seberangi
danau garam itu


Yang tersenyum culas kepadamu
Dalam halimun pagi hari
Setiap langkah membawamu pergi jauh


Dari rumah, dari bunga – bunga, dan dari musim semi
Terkadang bayangan awan menari di atas jalanan
Terkadang engkau melepas penat di reruntuhan perkemahan
Mencari kebenaran dari untaian asap yang hitam


Terkadang engkau berjalan beberapa langkah
Dengan jiwa yang seiring
Untuk kemudian kehilangan lagi
Engkau berjalan dan terus berjalan


Tercabik – cabik angin, terbakar matahari
Dan seruling anak gembala
Mengabarkan kepadamu jalan kehidupan


Hingga engkau tak lagi menangis
Hingga danau garam itu
Hanyalah air matamu yang mengering


Yang memantulkan bayangan gunung kebahagiaan
Yang lebih dekat kepadamu dibanding hatimu

Annemarie Schimmel

Rabu, 23 Oktober 2013

KAMU...

Ketika akan memulai menulis tentangmu, tak banyak kata yang bisa ku gambarkan akan dirimu, pesonamu. Tak banyak kenangan yang sempat kita ukir bersama. Tak banyak kata yang sempat terucap. Pun tak ada foto kita berdua yang dapat menghiasi dompet kita masing-masing.

Pertemuan singkat itu nyaris membuatmu sebagai sosok tanpa cela di mataku.
Ketika pasangan lain sibuk menghabiskan waktu makan berdua dan jalan-jalan, kita justru berjalan di antara mayat-mayat korban tsunami.
Ketika mereka dengan sengaja mematikan lampu dan hanya menyalakan lilin untuk makan malam ala CandleLightDinner, kita justru harus menikmati malam gelap tanpa listrik.
Pasangan lain berkeliling kota menggunakan sepeda motor dan mobil mewah, kita harus mengantri bahan bakar dan sialnya pulang dengan berjalan kaki sambil mendorong motor, tak kebagian bahan bakar.
Mereka menikmati makan malam di cafe-cafe maupun restauran mewah, kita hanya menikmati mie instan dan ikan kalengan bantuan untuk para korban tsunami.

Kita bahkan tak sempat berfikir untuk berfoto bersama, jika suatu saat nanti kita tak berjumpa lagi.

Rabu, 18 September 2013

SILUET SENJA


Suatu saat kita akan pergi ke tempat itu
Menunggu datangnya senja
Menikmati indahnya cakrawala


Suatu saat kita pasti pergi ke tempat itu
Melepas rindu di dalam dada..


Aku akan menunggu kau membawaku ke tempat itu
Berdua saja..
Yaa.. hanya ada kau dan aku..
Kita..

Selasa, 03 September 2013

Sebuah Permainan

Dilihat dari judul tulisan ini, yang saya maksud sungguh adalah sebuah permainan. Kepada pembaca tidak diharapkan mengartikan judul tersebut sebagai makna tersirat dari hubungan terlarang atau apalah namanya. Ini benar-benar adalah sebuah permainan.
Abang kandung saya, Deri, yang memperkenalkan permainan ini. Waktu itu saya sudah jadi seorang ibu, ibu dari seorang bayi perempuan yang punya panggilan Icha. Umur Icha masih sekitar 2 tahun kala itu, dan dia belum memiliki adik.

Deri menyuruh saya menuliskan 15 nama-nama orang yang paling saya cintai di dunia ini. Mudah sekali bagi saya, karena saya punya orang-orang yang sangat saya cintai. berikut list nya :
1. Bunda (Ibu kandung)
2. Abang (Deri, abang kandung)
3. Suami saya
4. Icha (Anak kandung)
5. Nenek
6. Kak Dina (Sepupu kesayangan)
7. Nova (Sahabat)
8. Tria (Sahabat)
9. Fitri (Sahabat)
10. Ibu mertua
11. Kak Desy (Sahabat)
12. Bang Adri (Sahabat)