Senin, 27 Februari 2012

Hatiku Sekeras Batu



Hatiku sekeras batu
Teman...
Tajam pisaumu takkan mampu menggoresnya     

Hatiku sekeras batu
Kasih...
Panasnya api takkan mampu melenyapkannya

Hatiku sekeras batu
Ayah...
Bahkan tak hancur diadu batu sekalipun

Hatiku sekeras batu
Ibu...
Pukulanmu akan menghancurkan tanganmu

Air lah yang dapat menaklukannya
Tapi bukan membuatnya menjadi lunak
Hanya akan mengikisnya
Dan perlahan membuatnya hancur


DESHA
27 February 2012

Minggu, 26 Februari 2012

Mentari itu indah



Sejenak ku terpana pada sinarnya
Indah,
Terpaku pada wanginya
Harum,
Terkesima pada jingganya
Cantik,

Namun, tak jarang aku benci padanya
Cahayanya, panas..
Sinarnya, menyengat..
Wanginya, menusuk..

Dan aku pun benci
Ketika ia bersembunyi dan membuat langit gelap
Sehingga hujan turun menghalangi langkahku

Namun aku selalu tersenyum senang
Ketika ia sembunyi malu-malu
Meredupkan sedikit sinarnya
Agar aku bisa menikmati hariku

Waktu terindahmu
Ketika kau bersembunyi diperaduanmu
Membuat aku ingin selalu memandangmu 

Dan kupastikan...
Kau kan slalu kutunggu
Di sisi Timur hariku

DESHA
26 February 2012

Jumat, 24 Februari 2012

FITRI TROPICA



Pasti nama di atas gak asing lagi di telinga kita. Siapa sih yang gak kenal dengan sosok heboh dan kocak, Fitri Tropica. Cewek yang punya nama asli Fitri Rakhmawati ini dengan senangnya selalu menghantui pikiranku. Kalau dulu, masa-masa SMP dan SMA, kalau ada yang nanyak siapa sih artis idolaku, maka aku akan menjawab Agnes Monica, Shane Filan, dan Dedi Corbuzier (bukan berarti sekarang gak lagi ya..), tapi kalau ditanya sekarang siapa sih artis idolaku, maka I proudly say Fitri Tropica!!!
Kenapa?????
Bagi sebagian orang, Fitrop (demikian ia disapa) adalah sosok yang lucu dan narsis habis. Tapi bagiku dia lebih dari itu. Aku menempatkannya di urutan pertama orang-orang yang paling menginspirasi hidupku. Nah lho??

Kamis, 23 Februari 2012

Astagfirullah - HAMID JABBAR

Astagfirullah

astagfirullah penuh sadar
astagfirullah sepenuh istigfar
maka sudah remuk-redamlah aku
dari debu kembali sezarrah debu

walau debu sudah fitrahnya hanya kelu
tapi tanggungjawab tak bisa hanya bisu
katakan kata-kata yang semestinya mesti
walau biar hanya kepada diri sendiri

tapi justru pada diri sendiri aku tak mampu lagi
sebab aku butuh tubuh utuh yang tak saling bunuh
dan kini cerai-berai sudah jungkir-balik salah-kaprah
astagfirullah astagfirullah astagfirullah astagfirullah

astagfirullah hari-hari huru-hara diriku duhai astagfirullah
tak selesai pada sekedar caci-maki ataupun haru-simpati.
astagfirullah jungkir-balik salah-kaprah telah berlaku.
astagfirullah, telah berlaku terbeli terjual, namun bukan
sekedar salah-cetak kiranya bila tiba-tiba laba jadi bala.
astagfirullah bila bala jadi bola jadi loba jadi besar jadi sebar
jadi kabar jadi bakar. astagfirullah. memang ragam jadi
garam, tapi astagfirullah betapa perihnya teramat parah
tersebab hati tertukar tahi. maka jika padat menjadi dapat
tentulah alhamdulillah, tapi apa hendak dikata bila sokong
ternyata kosong, bila larat tak dapat diralat, jika mahar jadi
hamar, bila ramah dinyatakan marah, atau lebah menjadi
belah, rekat jadi kerat, raba jadi bara, bawah jadi wabah,
sahut jadi hasut, gosok jadi sogok, hingga semua hajat dan
hajat semua tertukar tempat menjadi jahat maha jahat,
segalanya lagi gila, dan ini semua bukan salah ketik atau
salah ketuk, hingga biar gratis pun ternyata sungguh tragis
muaranya, maka tak putus-putus astagfirullah kuketuk-
ketuk ke segala remuk dalam diri nisbi ini, duhai diriku
tangis segala tangis!